May Day! Saatnya Buruh Meningkatkan Standar Hidup‏

Ilustrasi foto dari detik.com
Setiap tanggal 1 Mei rutin terjadi demo pengerahan ribuan buruh yang bergerak ke Istana Negara atau beberapa obyek vital lain dengan tujuan menarik perhatian pemerintah dan mencari simpati masyarakat agar tergerak mendukung perjuangan kaum buruh menuntut kesejahteraan hidup yang lebih layak.

Tanggal 1 Mei sudah ditetapkan menjadi hari buruh sehingga kegiatan kerja di beberapa instansi pemerintah dan perusahaan swasta diliburkan. 1 Mei sudah resmi menjadi hari libur nasional.

Ada beberapa tuntutan yang disuarakan dalam unjuk rasa buruh, jujur saja, saya merasa ada hal unik dan menarik dalam demo kali ini. Pikiran saya ternyata sama dengan pikiran Wakil Ketua Kadin Bidang Kebijakan Publik, Fiskal, dan Moneter Hariyadi Sukamdani dan mungkin ribuan bahkan jutaan warga lain yang memantau berita demo buruh. Mungkin, anda juga merasakan keunikan demo buruh tersebut?

Hariyadi Sukamdani mengatakan, "Ada-ada saja permintaan buruh (uang koran, pulsa, parfum), ini sudah ngawur."

Di beberapa webnews disebutkan, buruh meminta tunjangan HP, televisi, koran, pulsa HP dan parfum dengan alasan pembenaran yang (mungkin) terasa lucu dan menggelitik bagi orang-orang diluar pendemo walaupun mereka juga termasuk buruh karena masih berstatus sebagai karyawan swasta maupun pegawai pemerintah.

FYI : saya menganggap orang yang masih bekerja pada orang / pihak lain dan mengharap gaji bulanan adalah termasuk buruh atau pekerja. Tetapi anehnya, mereka yang mengaku sebagai 'buruh' kenapa hanya orang yang bekerja di perusahaan sektor padat karya ya? Mereka yang menganggap buruh hanya orang yang bekerja di pabrik. Apakah Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai bank, anggota militer (polisi, TNI/ ABRI), pilot , guru, sopir angkot, pembantu rumah tangga dan lain-lain bukan termasuk buruh? Tanya: kenapa?

Kembali ke laptop ...

Buruh menuntut HP, televisi, koran, pulsa HP dan parfum ke perusahaan tempatnya bekerja adalah hal unik dan aneh. Benar kalau disebut terlalu mengada-ada karena kebutuhan itu adalah kebutuhan sekunder. Mungkin, perusahaan sudah membayarkan upah yang layak sesuai kebutuhan primer yaitu papan, sandang, pangan menurut standar perusahaan. Upah yang diterima teman-teman dari komunitas buruh sudah dianggap tepat untuk mendapat kebutuhan primer walaupun (mungkin) jumlahnya minimalis alias kurang besar. Soal ukuran besar atau kecil itu relatif saja tergantung dari sisi mana kita memandang sebuah angka.

Saat ini upah buruh sesuai UMP di angka Rp. 2,4 juta tetapi sebagian buruh menganggap upah tersebut terlalu kecil sehingga menuntuk pemerintah bisa menekan perusahaan untuk memberikan upah minimal sebesar Rp. 3,5 juta - 4 juta per bulan. SUNGGUH TERLALU!

Saya sendiri merasa sangat bersyukur Alhamdulillah ketika mendapatkan gaji/ upah Rp. 2,4 juta per bulan ketika saya sempatkan diri melihat ke bawah ternyata banyak orang yang tidak bisa mendapatkan uang sebesar itu per bulan bahkan ribuan dan jutaan orang disana masih berstatus sebagai pengangguran.

Memang sih, ketika saya melihat ke atas dimana kehidupan sebagian 'orang kaya' penuh bergelimang uang dan mereka bisa membeli barang apa saja yang diinginkan, jujur saya juga merasa iri dan ingin mendapat kesempatan yang sama. Tetapi, apakah saya harus terus melihat ke atas tanpa mau melihat ke bawah yang akhirnya membuat saya hanya bersikap uring-uringan dan merasa pening kepala?

Dalam unen-unen jawa disebutkan, 'urip iku wang sinawang'
Hidup adalah masalah bagaimana kita memandang orang lain dan ketika orang lain juga ikut mengamati kehidupan kita. Ketika kita merasa orang lain hidup bahagia dengan banyak uang sebenarnya kita tidak tahu apa yang mereka rasakan sesungguhnya. Mungkin juga orang yang kita anggap sukses dengan harta dan jabatannya itu malah iri dengan kehidupan kita yang sederhana tetapi tampak lebih tenang, harmonis dan bahagia dalam suasana seadanya.

Uang kecil atau uang besar akan selalu terasa kurang ketika kita tidak memiliki rasa bersyukur akan nikmat dan karunia Allah SWT. Sungguh celaka orang yang mengingkari rejeki yang sudah diberikanNya melalui tangan orang lain (perusahaan) setelah kita bekerja keras membanting tulang serta memeras keringat.

Rasa syukur pada rejeki Allah SWT memang mudah diucap tetapi sulit untuk dijalankan.

Ketika saya menerima gaji per bulan dari perusahaan tempat saya bekerja keras dari pagi sampai sore, jujur saya juga merasa kurang karena tidak semua keinginan bisa dipenuhi. Tetapi saya mencoba mengingat apa kata orang tua bahwa hidup adalah soal bagaimana memenuhi kebutuhan paling penting dan menunda kebutuhan yang kurang penting ketika kita belum bisa mempunyai kuasa untuk mendapatkannya.

Ketika saya merasa kurang maka saya mencoba bersyukur bahwa minimal kebutuhan hidup harian untuk keluarga bisa terpenuhi dan jika ada kekurangan maka saya mencoba 'menjual jasa' ke orang yang membutuhkan keterampilan yang saya miliki untuk mendapatkan sedikit uang guna menambal kekurangan perasaan tersebut.

Saya merasa kurang ketika saya terlalu mengedepankan ego dan rasa gengsi. Keinginan menyamai atau bahkan melebihi orang lain yang membuat saya merasa selalu kekurangan.

Saya juga ingin standar hidup saya dan keluarga bisa meningkat maka saya harus terus belajar dan mengasah keterampilan serta kemampuan diri agar bisa mendapatkan tambahan hasil baik dari perusahaan karena produktifitas dan nilaisaya naik atau dari pihak di luar perusahaan dari jasa olah pikiran atau tenaga yang saya keluarkan.

1 Mei 2014 ... May Day! Saatnya Buruh Meningkatkan Standar Hidup
Ayo belajar dan terus belajar!

Saat ini mendekati pemilihan presiden 2014, AWAS BURUH JANGAN SAMPAI DIMANFAATKAN CAPRES 2014 UNTUK PENCITRAAN SEMATA-MATA UNTUK MENDAPATKAN SUARA PEMILIH SAJA.
Jangan sampai kita yang menjadi buruh/ pekerja hanya menjadi kuda tunggangan bagi para politikus untuk mendapatkan kursi empuk sementara kita termehek-mehek bekerja keras setiap hari.

Batik Sablon (Printing) dari Cirebon

Batik Sablon (Printing) dari Cirebon

Akhir pekan kemarin, anak dan isteri saya diajak saudara jalan-jalan ke Kota Cirebon. Mereka nginap selama 2 hari di Cirebon, perjalanan dari Jakarta ke Cirebon ditempuh selama  10 jam karena jalur pantura macet  total akibat perbaikan jalan dan gorong-gorong terutama di Pemanukan.

Saya tidak bisa ikut karena ada pekerjaan kantor yang tidak bisa ditinggalkan walaupun Sabtu dan Minggu seharusnya menjadi hari libur buat keluarga tetapi yah … namanya kuli harus manut sama aturan perusahaan

Pulang dari Cirebon, isteri membawa oleh-oleh kain batik (konon) motif khas Cirebon.

“Kain batiknya bagus-bagus, yah,” kata isteri. “Ini saya belikan buat ayah.”
“Oh iya, berapaan harganya?”
“Ini beli 3 potong batik Cuma membayar Rp. 95.000,- kain batik murah meriah nih.”
“Ini kayaknya batik sablon ya? Masak harga bahan, ongkos produksi, dan upah pekerja canting batik Cuma Rp. 30.000an per potong?” Tanya saya.
“Nggak tau, yang penting besok kita jahit saja kain batik murah ini menjadi kemeja. Motif batiknya Cantik  dan lembut. Ini kain katun lhoo … “

Jujur, saya penasaran dengan harga kain batik Cirebon yang murah meriah tersebut maka saya mencari informasi di Google untuk menguatkan dugaan saya bahwa kain oleh-oleh isteri adalah batik sablon (printing) yang dibuat secara massal sehingga bisa menekan harga jual ke konsumen.

Akhirnya, ada info bahwa saat ini banyak beredar kain tekstil bermotif batik yang dikerjakan oleh industri lokal (dalam negeri) maupun kain impor dari China. Produksi garmen khususnya batik juga diserbu kain sablon (printing) sehingga mengancam keberadaan pengrajin batik tulis dan cap yang harga jualnya ‘harus’ lebih mahal dari batik sablon (printing) karena proses produksinya yang lebih rumit dan memakan waktu.

Batik tulis dan cap tentu saja berbeda dengan tekstil bermotif batik. Hal ini yang harus dimengerti oleh konsumen agar tidak tertipu membeli kain batik mahal tetapi ternyata Cuma kain batik sablon (printing)

Ternyata fenomena batik sablon (printing) sudah berlangsung lama tidak hanya di Cirebon. Saya menemukan arsip berita lama begini :

Wakil Walikota Pekalongan Alma Facher di Jakarta, Kamis, 4 Februari 2010, mengatakan bahwa masyarakat belum bisa memahami perbedaan batik (tulis dan cap) dengan tekstil bermotif batik.

"Sekarang banyak konsumen bangga pakai batik dan membeli dengan harga mahal, padahal tidak semua yang mahal itu batik asli," kata Alma Facher

Menurutnya, Saat ini, ada sembilan macam motif batik yaitu :
- batik tulis
- batik cap
- kombinasi tulis dan cap
- batik sablon malam tulis
- sablon malam cap
- sablon malam cap tulis
- batik printing tulis manual
- batik printing cap
- batik printing cap
- batik tulis.
- dan, jenis kesepuluh adalah tekstil bermotif batik.

Banyak pabrik tekstil yang mengkopi motif batik dalam jumlah besar mencapai ratusan ribu yar. Produk batik inilah yang membanjiri pasar.

Wah …
Berita terbaru adalah ...

Produk batik sablon (Printing) juga sudah menjadi bahan rasan-rasan di internal pejabat  pemerintah.  Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengatakan kalau  batik sablon (Printing) Bukan Produk Batik karena  tidak memenuhi definisi batik sebagai ciri khas Indonesia.

“Produk batik yang dibuat dengan proses sablon atau printing tidak termasuk batik, walaupun motifnya seperti batik, terutama yang diimpor,” tegas Wamendag Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

Menurutnya, batik adalah kain yang sudah melalui proses yang cukup panjang dengan motif asli Indonesia melalui proses tulis maupun cap.  Pembuatan batik menggunakan canting, lilin dan proses pencelupan saat pewarnaan kain.

Motif batik Indonesia banyak ditiru Negara asing sehingga batik Indonesia perlu memiliki ciri khusus atau tanda pengenal (national seal) dengan tujuan sebagai menandakan produk batik tersebut adalah asli buatan Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah impor batik tahun 2013 (Januari-November) mencapai 278 ton dengan nilai sebesar 5,1 juta dolar AS. Batik impor berasal dari kawasan Asia seperti Tiongkok, Hong Kong dan India bahkan sampai batik sablon (printing) dari kawasan Eropa seperti Italia.

Kembali ke laptop …

Benar kan? Apa saya bilang … batik Cirebon oleh-oleh isteri tersebut berharga murah karena bukan batik tulis dan cap tetapi hanya kain tekstil yang diberi motif batik melalui proses sablon (printing) dalam jumlah besar.

Lalu saya kembali menjadi penasaran, bagaimana cara membuat kain batik sablon (printing) secara sederhana?

CARA MEMBUAT BATIK SABLON (PRINTING) SEDERHANA

Proses produksi Batik sablon (printing) itu sama seperti teknik pembuatan sablon pada kaos atau spanduk  hanya berbeda bahan warna yang digunakan

Peralatan membuat batik sablon (printing) sederhana adalah :

1. Motif /desain berukuran 2×1 meter
2. Plankan (sejenis alat cetak) dengan pori-pori lebih besar dari plankan yang dipakai untuk sablon kaos atau spanduk
3. Bahan pewarna
4. Kain mori
5. Valet

Langkah membuat batik sablon (printing) adalah :

1. Proses menyiapkan desain yang akan disablon
2. Cetak motif /desain ke dalam plankan. Jumlah plankan disesuaikan dengan jumlah warna yang diinginkan.
3. Siapkan kain mori dasar dengan posisi kencang untuk disablon.
4.  Letakkan plankan di atas kain mori, tuangkan zat pewarna dan tarik pewarna menggunakan valet.
5. Proses pengeringan kain mori yang sudah disablon.
6. Ulangi cara diatas berdasarkan motif design warna.

Dari beberapa referensi, ternyata batik sablon (printing) hanya satu sisi kain mori yang mengalami proses pewarnaan Sehingga warna batik menjadi mudah pudar.

Teknik membuat batik sablon (printing) sangat mudah sehingga batik ini bisa diproduksi dalam jumlah besar karena tidak ada  proses penempelan lilin (canting) dan pencelupan pada bahan pewarna

Kelebihan batik sablon (printing) adalah :
- kecepatan produksi, sekali cetak satu warna membutuhkan waktu 5 menit  sesuai dengan ukuran plangkan yang dipakai pengrajin.
- motif batik lebih detail.

Teknik batik sablon (printing) biasa dipakai produsen batik untuk membuat seragam dalam jumlah besar karena hemat biaya produksi.

Bagaimana? Apakah anda Tertarik membuat batik sablon (printing) sendiri? (IDN)

Referensi :
http://www.beritaempat.com/ekonomi/batik-printing-bukan-produk-batik
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/121789-tekstil_china_ancam_batik_indonesia